- BUDAYA MUSIK KRATON SURAKARTA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
Karaton Surakarta merupakan sentra budaya di jamannya. Akan tetapi kita bisa meninjau kembali nilai kesejarahan itu melalui cara pandang yang baru. Budaya musik yang berkembang di kararton Surakarta tidak terlepas dari aspek kekuasaan wangsa karaton, dan kolonial yang sempat mendompleng kekuasaan pada saat itu. Hal ikhwal seni budaya ini kemudian ...
13 Maret 2007 / Bambang Sunarto / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - MEDIA GLOBAL DALAM PERSPEKTIF KEBUDAYAAN
Tingkat kecerdasan manusia yang menghasilkan berbagai produk mutakhir dan memudahkan segala keinginan semakin menentukan perkembangan peradaban dunia. Sistem media merupakan salah satu yang sangat menentukan peradaban tersebut. Melalui media-media mutakhir, produk-produk kebudayaan dari satu sudut kebudayaan akan mempengaruhi berbagai kebudayaan lain di seluruh dunia, sehingga secara laten, isme yang disebarkannya ...
13 Maret 2007 / Dedy S. Hadjanda / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - TINJAUAN PENGETAHUAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Ilmu pengetahuan budaya tentang kebudayaan etnik atau masyarakat di Indonesia sangat beragam. Fenomena ini memungkinkan setiap ahli yang berhubungan dengan kajian humaniora untuk turut membuka cakrawala keilmuan berdasarkan apa yang diperoleh dari mayarakat yang menyangga hidup kebudayaannya. Cakrawala keilmuan ini penting untuk membuka pengetahuan masyarakat Indonesia sendiri, bahwa di suatu ...
13 Maret 2007 / Edi S . Ekadjati / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - TARI WAYANG PRIANGAN DALAM PERBANDINGAN
Tari wayang Priangan lahir dari kreativitas masyarakat seniman wayang wong, dan berkembang pesat mulai pertengahan abad XX. Setelah mengakar kuat, lambat laun menjadi bagian dari kekayaan tari Sunda, tetapi yang bertahan hingga kini berasal dari daerah Sumedang, Garut, dan Bandung, sesuai dengan tokoh tari wayang yang menjadi panutan di daerahnya, ...
13 Maret 2007 / Iyus Rusliana / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - MENIMBANG CATATAN MEDELLKOOP (1809) TENTANG REGLEMENT VAN DE TANDAK OF RONGGENG INHOLEN TE CHERIBON (SEKOLAH RONGGENG DI KERATON CIREBON)
Dunia ronggeng dalam masyarakat Sunda memiliki kedudukan dan nilai tersendiri, di samping unik juga penyajiannya memiliki keragaman yang khas. Oleh karena itu, ditemukannya sebuah manuskrip dengan tebal 15 halaman koleksi Museum Arsip Nasional Indonesia di Jakarta, berisi tentang Sekolah Ronggeng di Keraton Cirebon yang ditulis tangan oleh seorang Belanda bernama Middelkoop ...
13 Maret 2007 / Lalan Ramlan / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - Analisis Struktural Levi-Strauss terhadap Tiga Lakon Arthur S Nalan: Kajian Transformasi Tokoh dalam Lakon Rajah Air, Kawin Bedil, dan Sobrat
Teks drama, dalam hal ini naskah lakon, merupakan fenomena budaya yang sangat penting untuk dilihat keberadaannya. Di dalam naskah lakon terkandung nilai-nilai yang menyiratkan seluruh isi pikiran, perasaan, dan pengalaman hidup pengarangnya. Dalam bentuk ungkapnya yang khas, semua yang menjadi tujuan pengarang dapat dijumpai dalam tindakan tokoh-tokohnya. Menyadari kedudukan tokoh ...
13 Maret 2007 / Tatang Abdulah / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - GERANTUNG (FLAT GONGS) SEJARAH, FUNGSI, DAN SIMBOL SOSIALNYA PADA MASYARAKAT PAKPAK-DAIRI
Alan P. Merriam (1964) dalam bukunya The Anthropology of Music mengatakan: The ultimate interest of man is man himself, and music is part of what he does and part of what he studies about himself.? Bahwa perhatian manusia yang utama ialah manusia itu sendiri, dan musik yang termasuk di dalamnya adalah ...
13 Maret 2007 / Torang Naiborhu / Jurnal Panggung XXXVI, 2005 - RONGGENG GUNUNG Ritual dan Spirit yang Menjadi Liminal
Ronggeng gunung sebagai tari rakyat memiliki daya tarik yang khas bagi penontonnya. Kehadirannya berkaitan erat dengan kegiatan ritual yang memberi nafas bagi kelangsungan kehidupan masyarakatnya. Bagaimana eksistensi ronggeng gunung dalam perkembangannya? Tulisan ini memberikan gambaran situasi kesenian ronggeng gunung yang memiliki makna ritual dan spirit bagi kehidupan masyarakat pemiliknya sampai ...
13 Maret 2007 / Yanti Heriyawati / Jurnal Panggung XXXVI, 2005